Kamis, 29 Oktober 2015

Ulasan Wayang Kampung Sebelah Oleh Maftoqah



Wayang Suap
Ulasan Wayang Kampung Sebelah
Oleh: Maftoqah
Wayang kampung sebelah pentas pada Selasa, 20 Oktober 2015. Pertunjukan ini adalah bagian dari agenda bulan bahasa. Wayang kampung sebelah didalangi oleh Ki Slideng Suparman. Wayang sendiri merupakan bayangan atau pencerminan dari sifat-sifat yang ada dari dalam jiwa manusia. Sifat-sifat yang dimaksud antara lain seperti watak angkara, murka, kebajikan, serakah, dan lain sebagainya. Wayang dimainkan oleh seorang dalang yang dibantu oleh beberapa orang penabuh gamelan dan satu atau dua orang waranggana sebagai vokalisnya. Fungsi dalang di sini adalah mengatur jalannya pertunjukan secara keseluruhan. Dalang memimpin semua komponen pertunjukan untuk luluh dalam alur cerita yang disajikan.
Dalam penyajiannya, wayang kampung sebelah ingin menyampaikan pesan kepada setiap mata yang menyaksikan. Nilai politik adalah nilai yang paling menonjol dalam pertunjukan. Wayang kampung sebelah menyegarkan kembali ingatan kita terhadap dunia politik di masyarakat kita saat ini, bahkan sudah menjadi tradisi. Suap-menyuap saat kampanye bukan lagi hal yang baru. Realitanya sebagian masyarakat tidak menolak jika tradisi itu terjadi.
Tradisi yang terdapat dalam pertunjukan wayang kampung sebelah beragam, mulai dari pemungutan suara saat pemilu atau pemilihan pemimpin, tasyakuran yang menanggap musik dangdut, dan lain sebagainya.
Pertunjukan wayang kampung sebelah dikemas dengan apik. Gaya cerita yang lucu tetapi membawa pesan cerita yang mendidik. Banyaknya tokoh dalam pertunjukan tidak menjadikan bosan. Hal tersebut menjadi nilai plus tersendiri bagi seni pertunjukan seperti wayang. Menurut saya, wayang kampung sebelah adalah seni wayang yang sudah modern. Hal tersebut bisa dilihat dari tampilan tokoh-tokohnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar